Selasa, 24 April 2012

Analisis Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat


QUIT TOBACCO INDONESIA

A. Identitas Kelembagaan
Quit TobaccoIndonesia, adalah suatu lebaga yang berdiri semenjak tahun 2003 dan menjadi satu dari tiga negara diseluruhdunia yang bergerak dalam pencegahan dan pemberantasaan merokok. Dua negarayang lain adalah Amerika Serikat (AS) dan India, Ketiga negara ini termasukjuga Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok terbesar di seluruh dunia,sebenarnya masih ada lagi yaitu negara cina yang juga masuk sebagai negaradengan konsumsi rokok terbesar, namun Cina terlampau banyak penduduknya makalembanga ini memang belum dikenalkan dan berkembang diCina. Sumber dana utamayang mereka peroleh adalah dari suatu lembaga yang tingkatanya di atas QuitTobacco yang bergerak dalam bidang yang sama pula yaitu yang bertempat diAmerika Serikat. Dan Quit Tobacco pertama berdiri adalah di University ofArizona Amerika Serikat. Dari perjalananya antara tahun 2003 – 2008 QuitTobacco mengalami kemajuan dan mulai dapat diterima dimasyarakat.Quit TobaccoIndonesia mempunyai tiga fokus yaitu:
1. Mendidik calon – calon dokter yangtanggap terhadap persoalan masysrakat.
2. Memberdayakan komunitas (msasyarakat) untuk bebas asap rokok.
3. Menjalin hubungan dengan Klinik –klinik untuk tempat sosialisasi yang berkaitan tentang merokok secara Cuma Cuma(tidak dipunggut biaya)
Kantorkesekertariaratan Quit Tobacco Indonesia Center of Boietcs & MedicalHumanities & Senter of Health Behavior & Promotion Fakultas KedokteranUniversitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Tel./fak : 0274-547489

B. Latar Belakang Masalah
Dewasa inikita tahu bahwa masalah yang dihadapi suatu bangsa tidak hanya pada bidangsosial politik saja namun pada ada aspek lain yang mendukung seperti tingkatpendidikan, tingkat kesehatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatunegara. Tidak memandang negara maju ataupun berkembang dari beberapa aspekdiatas akan menimbulkan suatu masalah atau budaya baru yang mungkin dianggapsebagai pelarian atau jalan pintas oleh masyarakat dari kepenatan akanpersoalan persoalan yang mereka hadapi sehari - hari. Sebut saja negara adidaya seperti Amerika Serikat,negara yang kita pandang sudah cukup mumpuni untuk menghadapi masalah-masalahdiatas namun nyatanya tidak, dan justru masuk menjadi salah satu negara denganjulah kunsumsi terbanyak, sama halnya seperti beberapa negara yang lain yangmengalami permasalahan yang sama dalam bidang ini yaitu Indonesia, India, danCina.
Budayamerokok itulah yang ternyata kini tidak memandang menjakit pada negara majuataupun negara berkembang. Padahal jika telaah sungguh tidak ada manfaatnyamengkonsumsi rokok, baik dari bidang kesehatan, ekonomi maupun budaya, semuaitu menimbulkan efek negatif tidak hanya untuk si perokok aktif namun pada siperokok pasiflah yang paling dirugikan dalam hal ini, tidak ikut mengkonsuminamun juga ikut merasakan imbasnya pada aspek kesehatan mereka, yang jika ituberlanjut secara terus – menerus sang perokok pasif harus menghirup udara yangditimbulkan oleh perokok aktif maka bukan tidak tingkin masalah kesehatan yangmereka alami bukan hanya seperti batuk – batuk saja namun bisa juga kepenyakitakut lainya seperti asma dan infeksi paru- paru. Bukan berarti untuk perokokaktif bebas dari masalah – masalah kesehatan diatas, justru jika kegiatanmerokok itu dijadikan budaya tidak hanya bidang kesehatan mereka dan orang sekelilingmereka yang dirugikan namun juga bidang ekonomi yang meregikan, yaitumembelanjakan uang yang seharusnya untuk keperluan laain nanmun justrudigunakan untuk membeli rokok yang tidak ada manfaatnya itu.
Itulah yangkemudian menjadi inspirasi oleh sekelompok orang di University of Arizonna AS untuktidak hanya diam, namun bertidak akan masalah yang mulai tidak terkendadi ini.Inisiatif yang mereka ambil adalah mendirikan suatu lembaga yang bergerak tidakhanya sebagai peninjau atau peneliti tantang budaya merokok pada masyarakatnamun juga sebagai pendamping dan juga sebagai fasilitator untuk program –program yang berkaitan dengan pengendalian jumlah perokok di dalam masayarakat,yang mereka berinama Quit Tobacco. Awalnya memang masih bersifat pengendalianjumlah perokok namun dengan beriringnya waktu juga untuk memberikan pengertianpada mereka bahwa merokok tidak ada mnfaatnya dan tujuan utama yaitu mengurangijumlah perokok aktif untu kesejahteraan dan kenyamanan bersama. Kegiatankelembagaan ini tidak hanya berlangsung pada satu negara, namun juga ASmerangkul Indonesia dan India dua negara yang sama – sama menyandang sebagainegara berkembang dan juga sebagai negara dengan jumlah perokok aktif terbesardi dunia.
Untuk itu As selaku pusatnya merangkul duanegara ini supaya turut bergerak memerangi perokok dalam masayarakat. Terutamadi Indonesia merokok seakan telah membudaya untuk sebagian besar masyarakatkita, bahkan yang sanggat ironis saat ini adalah para bapak ataupun orang laki– laki dewasa yang ada dalam suatu keluarga justru merokok ditenggah keluarganya,seakan mereka tutup mata, tidak mau tahu, atau memang tidak tahu akan bahayamerokok baik bagi perokok aktif maupun pasif. Itulah beberapa faktor dan alasanternentuknya Quit Tobacco di Indonesia.

C. Strategi Kelembagaan danPenggembangan atau Pembangunan Pengembangan Masyarakat
Pada umumnyaQuit Tobacco itu sendiri adalah upaya pemberdayaan masyarakat untuk tidakmerokok. Tentunya pada masing - masing negara berbeda cara dan strategi,seperti halnya di Indonesia ataupun India. Jika di Quit Tobacco Indonesialembang ini tidak memaksakan masyarakat untuk berhenti merokok namun merekamelakukan pendekatan secara halus kepada masyarakat untuk tidak merokokdilingkungan keluarga maupun umum, dalam artian pada perokok aktif diarahkanuntuk merokok hanya pada lingkunggan – lingkungan tertentu saja aagar tidakmerugikan olang lain yang hanya sebagai perokok pasif. Beberapa stategi yang QuitTobacco Indonesia lakukan antara laun:
1. Melakukan Pendekatan
Quit Tobacco Indonesia mulaiberkembang antara tahun 2003 – 2008 bukan dengan sendirinya malainkan denganusaha dari semua pihak untuk menyukseskan program ini berjalan. Mengingat diindonesia di berbagai lapisan masyarakat seakan kegiatan merokok seakan sudahmembudaya maka Quit Tobacco Indonesia sendiri melakukan pendekatan kepadamasyarakat, tentunya jika di masyarakat indonesia yang harus menjadi utamaadalah melakukan pendekatan kepada tokoh – tokoh masyarakat yang berpengaruhpada lingkungn itu tentang bahayanya dan kerugian yang ditimbulkan akaibatmerokok itu sendiri.Quit Tobacco Indonesia sendiri mengirim para ahli untukmelakukan kegiatan itu. karena pusat dari Quit Tobacco Indonesia sendiri adalahdi UGM tepatnya di Fakultas Kedokteran maka tidak lupa para staaf menyiapkandan membekali pada calon dokter atau pada mahasiswa FK untuk bisa turunlangsung kepada masyarakat berkenaan dengan bahaya merokok danpenangulangganya.
2. Sosialisasi Secara Berkala
Kegiatan sosialisasi juga harusdiperhatikan tidak hanya satu dua kali namun harus berkali – kali dan secaraberkala namun pasti.Quit Tobacco Indonesia sendiri mempunyai jadwal flexibelnamun rutin dalam melakukan sosialaisasi ini. Karena jika kegiatan sosialisasiyang mereka lakukan tidak flexibel dalam artian mereka hanya menyesuaikanjadwal mereka kemudian mereka menentukan jadwal sendiri dan menerapkan langsungke masyarakat maka akan secara otomatis program sosialisasi ini tidak berjalan.
Karena polapikir masyarakat kita adalahgampang – gampang susah untuk di pengaruhi, di sisi lain sering mudah diprofikatori namun disisi lain juga tidak jarang mereka begitu kekeh untukmemepertahankan persepsi mereka itulah yang menjadi bahan pertimbangan bagi QuitTobacco Indonesia sendiri dalam melakukan sosialisasi. Seperti mereka mencuri –curi waktu saat kegiatan kemasyarakan dilakukan, seperti saat ada arisan atausaat ada perkumpulan warga lainnya, disitulah sosialisasi itu dilakukan.Sosialisasipun tidak langsung kepada intinya namun secara bertahap (berkala)darihal – hal yang kecil dulu yang berkaitan dengan kerugian yang ditimbulkanmerokok dari segi kesekatan, ekonomi dan lain lain. Itu dilakukan secara berkala berkesinambungan dan pasti.
3. Melelakukan Kegiatan yang berkesinambungan
Kegiatan yang mereka lakukan tidakhanya sekali duakali namun berkesinambungan dan ada tindak lanjut dari kegiatanyang mereka adakan. Seperti yang awalnya mereka mengadakan lomba poster yangbertemakan rokok, yang program itu menjadi kunci utama di terimanya QuitTobacco Indonesia diterima di tenggah masyarakat, karena pemenag – pemenangyang di ambil hampir sebagian dan setelah itu mereka diberi unag pembinaan dandan diberi sosialisasi secara berkala. Meski ini cakupanya baru di regionalDaerah Istimewa Yogyakarta(DIY) namun sudah dirasa cukup berhasil denganmembina dan mendampingi beberapa RW dan Instansi kesehatan lainya di DIY. Dandengan berjalanya waktu diharapkan bisa merambah kedaerah – lain untukmewujudkan generasi bangsa yang bebas asap rokok.
4. Memperluas Cakupan dan Relasi
Tidak hanya pendekatan, sosialisasidan kegiatan yang di lakukan namun untuk mendukung semua itu yaitu dengan memperluascakupan dan relasi. Bukan hanya relasi tokoh masyarakat saja namun juga relasidengan instansi - instansi besar yangdapat bekerjasama mensukseskanprogram Quit Tobacco Indonesia dan instansi yangdiajak kerjasama itu. Selain itu juga sekarang cakupanya diperluas hampirkeseluruh puskesmas yang ada di DIY untuk konsultasi gratis tentang apa sajayang berhubungan dengan merokok.

D. Keberhasilan Program
Program QuitTobacco Indonesia berhasil bukan dengan sendirinya namun dengan usaha dariberbagai pihak. Seperti tentang masalah merokok itu dimasukan dalam kurikulumFK UGM. Jadi mengharuskan mereka untuk peka dan tanggap pada keadaan masyarakatsekitar meskipun mereka bukan jurusan yang berkaitan dengan masyarakat namunmereka juga menunjang kesejahteraan dalam masyarakat itu sendiri. Selain darimahasiswanya yang sudah dibekali pengetahuan seperti itu juga Quit TobaccoIndonesia mempunyai relasi yang ting katnya dunia Internasional jadi jika akanada kegiatan besar mereka tidak binggung untuk memperoleh dana dari mana karenamereka sepenuhnya telah di danai oleh suatu instansi di AS sana yang juga bergelutdalam bidand yang sama yaitu tentang nerokok. Dan dari Quit Tobacco Indonesiasendiri malakukan relasi dengan orang – orang besar yang berpengaruh baik padasuatu lembaga maupun masyarakat itu sendiri.

E. Kesimpulan
Daripembahasan tentang Quit Tobacco Indonesia dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai suatu tujuan bersama bukan suatuyang mudah, dan kita tidak akan berhasil selama kita masi berdiri sendiri tanpamenjalin relasi dengan suatu lembaga yang besar yang sekiranya dapat mendukungterlaksananya program –program kita.
Jika dilihat dari sisi kesehatanberhenti merokok memang bagus untuk semua namun kita tidak boleh tutup matabahwa sebagian penghasilan masyarakat kita masih bertumpu pada Rokok. Seperti parapetani Tembakau dan para pekerja yang bekerja di sektor itu. Itulah yang patutkita pikirkan bukan hanya mencapai tujuan generasi bebas asap rokok.
QUIT TOBACCO INDONESIA

A. Identitas Kelembagaan
Quit TobaccoIndonesia, adalah suatu lebaga yang berdiri semenjak tahun 2003 dan menjadi satu dari tiga negara diseluruhdunia yang bergerak dalam pencegahan dan pemberantasaan merokok. Dua negarayang lain adalah Amerika Serikat (AS) dan India, Ketiga negara ini termasukjuga Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok terbesar di seluruh dunia,sebenarnya masih ada lagi yaitu negara cina yang juga masuk sebagai negaradengan konsumsi rokok terbesar, namun Cina terlampau banyak penduduknya makalembanga ini memang belum dikenalkan dan berkembang diCina. Sumber dana utamayang mereka peroleh adalah dari suatu lembaga yang tingkatanya di atas QuitTobacco yang bergerak dalam bidang yang sama pula yaitu yang bertempat diAmerika Serikat. Dan Quit Tobacco pertama berdiri adalah di University ofArizona Amerika Serikat. Dari perjalananya antara tahun 2003 – 2008 QuitTobacco mengalami kemajuan dan mulai dapat diterima dimasyarakat.Quit TobaccoIndonesia mempunyai tiga fokus yaitu:
1. Mendidik calon – calon dokter yangtanggap terhadap persoalan masysrakat.
2. Memberdayakan komunitas (msasyarakat) untuk bebas asap rokok.
3. Menjalin hubungan dengan Klinik –klinik untuk tempat sosialisasi yang berkaitan tentang merokok secara Cuma Cuma(tidak dipunggut biaya)
Kantorkesekertariaratan Quit Tobacco Indonesia Center of Boietcs & MedicalHumanities & Senter of Health Behavior & Promotion Fakultas KedokteranUniversitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Tel./fak : 0274-547489

B. Latar Belakang Masalah
Dewasa inikita tahu bahwa masalah yang dihadapi suatu bangsa tidak hanya pada bidangsosial politik saja namun pada ada aspek lain yang mendukung seperti tingkatpendidikan, tingkat kesehatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatunegara. Tidak memandang negara maju ataupun berkembang dari beberapa aspekdiatas akan menimbulkan suatu masalah atau budaya baru yang mungkin dianggapsebagai pelarian atau jalan pintas oleh masyarakat dari kepenatan akanpersoalan persoalan yang mereka hadapi sehari - hari. Sebut saja negara adidaya seperti Amerika Serikat,negara yang kita pandang sudah cukup mumpuni untuk menghadapi masalah-masalahdiatas namun nyatanya tidak, dan justru masuk menjadi salah satu negara denganjulah kunsumsi terbanyak, sama halnya seperti beberapa negara yang lain yangmengalami permasalahan yang sama dalam bidang ini yaitu Indonesia, India, danCina.
Budayamerokok itulah yang ternyata kini tidak memandang menjakit pada negara majuataupun negara berkembang. Padahal jika telaah sungguh tidak ada manfaatnyamengkonsumsi rokok, baik dari bidang kesehatan, ekonomi maupun budaya, semuaitu menimbulkan efek negatif tidak hanya untuk si perokok aktif namun pada siperokok pasiflah yang paling dirugikan dalam hal ini, tidak ikut mengkonsuminamun juga ikut merasakan imbasnya pada aspek kesehatan mereka, yang jika ituberlanjut secara terus – menerus sang perokok pasif harus menghirup udara yangditimbulkan oleh perokok aktif maka bukan tidak tingkin masalah kesehatan yangmereka alami bukan hanya seperti batuk – batuk saja namun bisa juga kepenyakitakut lainya seperti asma dan infeksi paru- paru. Bukan berarti untuk perokokaktif bebas dari masalah – masalah kesehatan diatas, justru jika kegiatanmerokok itu dijadikan budaya tidak hanya bidang kesehatan mereka dan orang sekelilingmereka yang dirugikan namun juga bidang ekonomi yang meregikan, yaitumembelanjakan uang yang seharusnya untuk keperluan laain nanmun justrudigunakan untuk membeli rokok yang tidak ada manfaatnya itu.
Itulah yangkemudian menjadi inspirasi oleh sekelompok orang di University of Arizonna AS untuktidak hanya diam, namun bertidak akan masalah yang mulai tidak terkendadi ini.Inisiatif yang mereka ambil adalah mendirikan suatu lembaga yang bergerak tidakhanya sebagai peninjau atau peneliti tantang budaya merokok pada masyarakatnamun juga sebagai pendamping dan juga sebagai fasilitator untuk program –program yang berkaitan dengan pengendalian jumlah perokok di dalam masayarakat,yang mereka berinama Quit Tobacco. Awalnya memang masih bersifat pengendalianjumlah perokok namun dengan beriringnya waktu juga untuk memberikan pengertianpada mereka bahwa merokok tidak ada mnfaatnya dan tujuan utama yaitu mengurangijumlah perokok aktif untu kesejahteraan dan kenyamanan bersama. Kegiatankelembagaan ini tidak hanya berlangsung pada satu negara, namun juga ASmerangkul Indonesia dan India dua negara yang sama – sama menyandang sebagainegara berkembang dan juga sebagai negara dengan jumlah perokok aktif terbesardi dunia.
Untuk itu As selaku pusatnya merangkul duanegara ini supaya turut bergerak memerangi perokok dalam masayarakat. Terutamadi Indonesia merokok seakan telah membudaya untuk sebagian besar masyarakatkita, bahkan yang sanggat ironis saat ini adalah para bapak ataupun orang laki– laki dewasa yang ada dalam suatu keluarga justru merokok ditenggah keluarganya,seakan mereka tutup mata, tidak mau tahu, atau memang tidak tahu akan bahayamerokok baik bagi perokok aktif maupun pasif. Itulah beberapa faktor dan alasanternentuknya Quit Tobacco di Indonesia.

C. Strategi Kelembagaan danPenggembangan atau Pembangunan Pengembangan Masyarakat
Pada umumnyaQuit Tobacco itu sendiri adalah upaya pemberdayaan masyarakat untuk tidakmerokok. Tentunya pada masing - masing negara berbeda cara dan strategi,seperti halnya di Indonesia ataupun India. Jika di Quit Tobacco Indonesialembang ini tidak memaksakan masyarakat untuk berhenti merokok namun merekamelakukan pendekatan secara halus kepada masyarakat untuk tidak merokokdilingkungan keluarga maupun umum, dalam artian pada perokok aktif diarahkanuntuk merokok hanya pada lingkunggan – lingkungan tertentu saja aagar tidakmerugikan olang lain yang hanya sebagai perokok pasif. Beberapa stategi yang QuitTobacco Indonesia lakukan antara laun:
1. Melakukan Pendekatan
Quit Tobacco Indonesia mulaiberkembang antara tahun 2003 – 2008 bukan dengan sendirinya malainkan denganusaha dari semua pihak untuk menyukseskan program ini berjalan. Mengingat diindonesia di berbagai lapisan masyarakat seakan kegiatan merokok seakan sudahmembudaya maka Quit Tobacco Indonesia sendiri melakukan pendekatan kepadamasyarakat, tentunya jika di masyarakat indonesia yang harus menjadi utamaadalah melakukan pendekatan kepada tokoh – tokoh masyarakat yang berpengaruhpada lingkungn itu tentang bahayanya dan kerugian yang ditimbulkan akaibatmerokok itu sendiri.Quit Tobacco Indonesia sendiri mengirim para ahli untukmelakukan kegiatan itu. karena pusat dari Quit Tobacco Indonesia sendiri adalahdi UGM tepatnya di Fakultas Kedokteran maka tidak lupa para staaf menyiapkandan membekali pada calon dokter atau pada mahasiswa FK untuk bisa turunlangsung kepada masyarakat berkenaan dengan bahaya merokok danpenangulangganya.
2. Sosialisasi Secara Berkala
Kegiatan sosialisasi juga harusdiperhatikan tidak hanya satu dua kali namun harus berkali – kali dan secaraberkala namun pasti.Quit Tobacco Indonesia sendiri mempunyai jadwal flexibelnamun rutin dalam melakukan sosialaisasi ini. Karena jika kegiatan sosialisasiyang mereka lakukan tidak flexibel dalam artian mereka hanya menyesuaikanjadwal mereka kemudian mereka menentukan jadwal sendiri dan menerapkan langsungke masyarakat maka akan secara otomatis program sosialisasi ini tidak berjalan.
Karena polapikir masyarakat kita adalahgampang – gampang susah untuk di pengaruhi, di sisi lain sering mudah diprofikatori namun disisi lain juga tidak jarang mereka begitu kekeh untukmemepertahankan persepsi mereka itulah yang menjadi bahan pertimbangan bagi QuitTobacco Indonesia sendiri dalam melakukan sosialisasi. Seperti mereka mencuri –curi waktu saat kegiatan kemasyarakan dilakukan, seperti saat ada arisan atausaat ada perkumpulan warga lainnya, disitulah sosialisasi itu dilakukan.Sosialisasipun tidak langsung kepada intinya namun secara bertahap (berkala)darihal – hal yang kecil dulu yang berkaitan dengan kerugian yang ditimbulkanmerokok dari segi kesekatan, ekonomi dan lain lain. Itu dilakukan secara berkala berkesinambungan dan pasti.
3. Melelakukan Kegiatan yang berkesinambungan
Kegiatan yang mereka lakukan tidakhanya sekali duakali namun berkesinambungan dan ada tindak lanjut dari kegiatanyang mereka adakan. Seperti yang awalnya mereka mengadakan lomba poster yangbertemakan rokok, yang program itu menjadi kunci utama di terimanya QuitTobacco Indonesia diterima di tenggah masyarakat, karena pemenag – pemenangyang di ambil hampir sebagian dan setelah itu mereka diberi unag pembinaan dandan diberi sosialisasi secara berkala. Meski ini cakupanya baru di regionalDaerah Istimewa Yogyakarta(DIY) namun sudah dirasa cukup berhasil denganmembina dan mendampingi beberapa RW dan Instansi kesehatan lainya di DIY. Dandengan berjalanya waktu diharapkan bisa merambah kedaerah – lain untukmewujudkan generasi bangsa yang bebas asap rokok.
4. Memperluas Cakupan dan Relasi
Tidak hanya pendekatan, sosialisasidan kegiatan yang di lakukan namun untuk mendukung semua itu yaitu dengan memperluascakupan dan relasi. Bukan hanya relasi tokoh masyarakat saja namun juga relasidengan instansi - instansi besar yangdapat bekerjasama mensukseskanprogram Quit Tobacco Indonesia dan instansi yangdiajak kerjasama itu. Selain itu juga sekarang cakupanya diperluas hampirkeseluruh puskesmas yang ada di DIY untuk konsultasi gratis tentang apa sajayang berhubungan dengan merokok.

D. Keberhasilan Program
Program QuitTobacco Indonesia berhasil bukan dengan sendirinya namun dengan usaha dariberbagai pihak. Seperti tentang masalah merokok itu dimasukan dalam kurikulumFK UGM. Jadi mengharuskan mereka untuk peka dan tanggap pada keadaan masyarakatsekitar meskipun mereka bukan jurusan yang berkaitan dengan masyarakat namunmereka juga menunjang kesejahteraan dalam masyarakat itu sendiri. Selain darimahasiswanya yang sudah dibekali pengetahuan seperti itu juga Quit TobaccoIndonesia mempunyai relasi yang ting katnya dunia Internasional jadi jika akanada kegiatan besar mereka tidak binggung untuk memperoleh dana dari mana karenamereka sepenuhnya telah di danai oleh suatu instansi di AS sana yang juga bergelutdalam bidand yang sama yaitu tentang nerokok. Dan dari Quit Tobacco Indonesiasendiri malakukan relasi dengan orang – orang besar yang berpengaruh baik padasuatu lembaga maupun masyarakat itu sendiri.

E. Kesimpulan
Daripembahasan tentang Quit Tobacco Indonesia dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai suatu tujuan bersama bukan suatuyang mudah, dan kita tidak akan berhasil selama kita masi berdiri sendiri tanpamenjalin relasi dengan suatu lembaga yang besar yang sekiranya dapat mendukungterlaksananya program –program kita.
Jika dilihat dari sisi kesehatanberhenti merokok memang bagus untuk semua namun kita tidak boleh tutup matabahwa sebagian penghasilan masyarakat kita masih bertumpu pada Rokok. Seperti parapetani Tembakau dan para pekerja yang bekerja di sektor itu. Itulah yang patutkita pikirkan bukan hanya mencapai tujuan generasi bebas asap rokok.

0 komentar:

Posting Komentar